TRIBUNNEWS.COM, BANDARLAMPUNG - Kematian
Febri Andriansyah alias
Mayang Prasetyo
(27) bagai petir pada siang bolong. Keluarga tidak menyangka Febri
pergi selamanya begitu cepat dengan cara tragis. Kini keluarga
kehilangan tumpuan hidup, mengingat Febri adalah tulang punggung
keluarga.
Febri terlahir sebagai pria pada 13 Februari 1987 lalu. Sejak kecil
Febri sudah bertingkah seperti perempuan. Nining Sukarni (45), ibu
Febri, mengatakan, anaknya itu sejak kecil hanya ingin bermain boneka.
"Setiap dibelikan mainan laki-laki dia tidak mau menggunakannya,"
ujar Nining saat diwawancara wartawan di rumahnya di Jalan Panglima
Polim, Gang Star, Kelurahan Sukamenanti, Kedaton, Selasa (7/10/2014).
Pihak keluarga sering memarahi Febri bahwa dia adalah lelaki. Tetapi
Febri tetap percaya diri bahwa dirinya adalah perempuan. Teman sebayanya
pun sering mengejeknya. Febri tak menggubris dan tetap kemayu.
Nining menceritakan, ia berpisah dengan Febri sejak anak pertamanya
tersebut masih berusia satu tahun. Perceraian Nining dengan Nuryanto,
ayah Febri lah penyebabnya. Nining kemudian menitipkan anak sulungnya
itu tinggal bersama Rumani, neneknya.
"Saya titip Febri sama neneknya. Saya pergi ke Palembang, Sumatera
Selatan," kata Nining. Di Palembang, Nining menikah kembali dan memiliki
dua anak. Mereka adalah Gebby Jendriawan dan Jenny Gusti Anggraini.
Biarpun begitu, Nining tetap sering menjenguk anaknya untuk memantau
perkembangannya. Nining juga rajin menjalin komunikasi lewat telepon
dengan Febri. "Hubungan saya dengan Febri dekat. Kami biasa komunikasi
pakai bahasa lu, gue," terangnya.
Febri melewatkan masa sekolah dasarnya di SDN 5 Penengahan. Ia
kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Wiyatama dan
menamatkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Mulya.
Ketiga sekolah itu terletak di Lampung.
Sejak ditinggal ibunya, Febri menjadi pribadi mandiri. Sejak SMP,
Febri sudah berdagang dan ikut arisan. Uang hasil berdagang dan arisan
dipakai untuk biaya sekolah dan uang jajan sekolah.
Nining berkumpul kembali dengan Febri tahun 2005. Ketika itu, Febri
sudah tamat SMA. "Kumpul hanya sebentar. Febri lalu izin pergi merantau
ke Bali. Saya izinkan dia untuk pergi ke sana," ucap Nining. Selama di
Bali, Febri membuka usaha jual beli anjing. Menurut Nining, dia pun
pernah tinggal di Bali sejak tahun 2008 hingga 2011 bersama Febri dan
mantan pacar Febri bernama Prasetyo.
Pada tahun 2009, Febri memutuskan untuk berganti kelamin. Sesaat
sebelum operasi ganti kelamin pada 19 Maret 2009 di Thailand, Febri
sempat menelepon untuk memberitahu akan menjalani operasi payudara dan
wajah.
"Saya bilang, 'apa kamu sudah pikir panjang?' Dia (Febri) jawab sudah
bulat karena dia adalah perempuan," tuturnya. Perubahan kelamin membuat
Febri mengganti namanya menjadi Mayang Prasetyo.
Pascamenjalani operasi, pipi Mayang terlihat semakin tipis, tidak
lagi tampak tonjolan pipi khas laki-laki, seperti saat dia remaja. Wajah
Mayang pun semakin feminin, dan ayu. Bibir mengecil, tebal, dan hidung
makin mancung. Saat mengenakan pemoles wajah dan bibir, dia seakan-akan
100 persen wanita.
Febri Andriansyah alias
Mayang Prasetyo (27) tewas diduga dibunuh
Marcus Volke
(28) di Brisbane, Australia. Setelah dibunuh, tubuh Mayang lantas
dimutilasi. Sebagian potongan tubuhnya ditemukan polisi berada di dalam
panci yang terletak di atas kompor.
Potongan tubuh Mayang dimasak Volke, yang adalah seorang laki-laki
tukang masak di kapal pesiar. Mayang diduga dibunuh pada Sabtu
(4/10/2014) sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Seusai memutilasi tubuh pacar sejenisnya itu, Volke ditemukan bunuh
diri dengan luka sayatan di leher. Volke bunuh diri di apartemennya.
Mayang Prasetyo, warga negara Indonesia yang menjadi korban
pembunuhan dan mutilasi di Brisbane, Australia, adalah seorang
transgender. Dia menjalani operasi kelamin dari laki-laki menjadi
perempuan di Thailand tahun 2009. Mayang dan
Marcus Volke (28), kekasihnya, telah melangsungkan pernikahan di Denmark tahun 2013.
Kepolisian Australia menggerebek Volke setelah para tetangga
melaporkan adanya bau tak sedap dari kediaman pria yang berprofesi
sebagai juru masak itu.
(tribun lampug/tpj)